2

TULISAN SOFTSKILL ROKOK=MISKIN

ROKOK = MISKIN

Rokok sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat dunia, khususnya Indonesia. Bahkan posisi nya hampir menyamai posisi Beras sebagai kebutuhan pokok utama masyarakat Indonesia. Tidakkah kita khawatir bila suatu saat Rokok berada di posisi puncak kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Bisa saja tiba-tiba kita makan siang nasi dengan lauk rokok. Hal yang lucu tapi bisa saja terjadi bukan?
Banyak orang yang beranggapan bahwa jika rokok dapat membuat lebih relaks. Saya percaya kalau ada yang mengatakan merokok itu membuat perokok nya lebih rileks. Mungkin yang lebih tepat bukan karena rokoknya, tetapi sugesti perokok yang apabila melakukan kegiatan merokok, maka akan lebih fokus sebab kegiatan merokok hanya menggunakan gerakan tangan dan gaya menghisap dan menghembuskan asap. Gerakan yang menuntut perokoknya untuk santai, sehingga rasa nyaman dan rileks pun akan didapat oleh perokok. Lalu apakah untuk lebih rileks harus dengan merokok?.
Saya rasa masih banyak kegiatan lain yang lebih bermanfaat untuk membuat kita lebih rileks. Contohnya seperti melukis, mendengarkan musik, berbaring santai di beranda rumah, atau bahkan tidur. Kegiatan sepele memang, tapi setidaknya bermanfaat dan tidak merusak kesehatan dibandingkan apabila rileks dengan kegiatan merokok. Sepintas memang dengan merokok membuat lebih tenang, tapi sekaligus merusak kesehatan sang perokok dan perokok pasif disekitarnya.
Antisipasi untuk perokok pasif yang sudah terlihat sekarang ini adalah disediakannya Smoking Room/Area di tempat – tempat umum. Hal ini memang mengurangi resiko para perokok pasif, dan menghargai hak orang-orang yang tidak merokok untuk menghirup udara bebas asap rokok. Tapi bagaimana dengan perokok aktif nya. Dengan ada nya Smoking Room/Area seakan-akan melegalisir para perokok untuk meneruskan kegiatan merokok asalkan merokok pada tempatnya dan tidak merugikan perokok pasif.Pemerintah tidak mungkin melarang masyarakat untuk tidak merokok, selama industri rokok masih tetap menguntungkan yang dikatakan sebagai surplus ekonomi tembakau.
Kalau anda berpendapat bahwa dengan merokok dapat membantu petani tembakau untuk meningkatkan kesejahteraannya, coba piker lagi. Menurut artikel yang saya baca, , versi data BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah petani tembakau cenderung menurun 40 persen, dari 913.000 tahun 2001 menjadi 582.000 tahun 2007.
Data ekspor impor menunjukkan bahwa selama 17 tahun (1990-2007) terjadi kecenderungan peningkatan nilai impor daun tembakau, bahkan Indonesia juga mengimpor tembakau dari Singapura. Pada tahun 2007, Indonesia defisit 97 juta dollar AS dalam perdagangan daun tembakau. Selain akibat (cukong) impor, petani tembakau juga tereksploitasi akibat adanya cukong (tengkulak) tembakau dalam negeri. Harga tembakau dibeli murah oleh para tengkulak dan dijual mahal kepada pabrik rokok (kompas.com, ”ITCN Tolak Intervensi Industri Rokok”, 24 Februari 2010).
Menurut Ketua Koalisi untuk Indonesia Sehat Prof dr Firman Lubis, keuntungan industri rokok sekitar Rp 13 triliun, sementara kerugian yang ditimbulkan lewat biaya kesehatan dalam APBN mencapai Rp 42 triliun lebih. Dengan kata lain, uang rakyat ”tercuri” lewat konsumsi rokok yang eksploitatif.
Jadi menurut saya dari sebungkus rokok yang kita beli, tidak mempunyai andil besar bagi kesejahteraan petani tembakau, tetapi menguntungkan bagi para tengkulak tembakau dan Negara tetangga Singapura pengimpor tembakau ke Indonesia. Bahkan dengan merokok Negara kita juga telah merugi untuk menutupi biaya kesehatan.
Dari sisi ekonomi kesehatan, merokok merenggut kesehatan rakyat dan berbiaya tinggi. Sebab, dalam kandungan setiap batang rokok terdapat lebih kurang 4.000 zat kimia, antara lain nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Zat yang sudah secara faktual mengakibatkan penyakit kanker, penyakit jantung, impotensi, penyakit darah, enfisema, bronkitis kronik, dan gangguan kehamilan. Ini biaya tinggi ekonomi kesehatan bagi rakyat.
Selain itu, rokok juga dapat menciptakan rantai kemiskinan bagi kaum miskin. Tidak percaya? Menurut artikel yang saya baca di kompas.com, pengeluaran rokok bagi rumah tangga miskin mencapai Rp 117.624 per bulan, sedangkan pendapatan masyarakat miskin tertinggi kedua digunakan untuk membeli rokok, yaitu 12,4 persen dari pendapatan, sehingga dana untuk konsumsi gizi dan pendidikan tergusur.
Sangat disayangkan masyarakat miskin lebih mementingkan membeli rokok daripada memenuhi kebutuhan gizi dan pendidikan bagi anak-anaknya. Dimana gizi dan pendidikan yang baik adalah bekal penting bagi generasi penerus kita.
Mungkin bagi perokok aktif, mereka merasa mempunyai hak untuk menghabiskan waktu dan uangnya melakukan kegiatan merokok. Tetapi tidak ada salahnya mari kita memikirkan sebenarnya apakah merokok itu benar-benar bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dapat saya simpulkan merokok itu jelas merusak kesehatan dan memiskinkan. Coba saja dihitung berapa pengeluaran anda untuk membeli rokok dalam sehari? Berapa uang yang akan dikeluarkan pada saat nya nanti terkena penyakit kanker, penyakit jantung, impotensi, penyakit darah, enfisema, bronkitis kronik, dan gangguan kehamilan karena kebiasaan anda merokok? Berapa banyak uang yang dapat dihemat apabila tidak membeli rokok, dan dialokasikan untuk kebutuhan pokok dan pendidikan?. Coba saja dihitung-hitung, dibandingkan dan direnungkan. Apabila anda merasa bersalah setelah memikirkan hal tersebut, maka mulailah berhenti merokok.

2 comments:

Anonim mengatakan...

Untung saya bukan perokok...

jd saya bisa berhemat,hidup menjadi lebih sehat...

khawatir sekali saya dengan para perokok....

Unknown mengatakan...

YTH :Perokok Pasif
Terima kasih anda setia menjadi perokok pasif (tidak merokok sama sekali). Saran sy,hindari tempat2 dgn kepulan asap rokok.

YTH : Perokok aktif calon perokok pasif (yg berniat berhenti merokok.
Saya dukung keinginan anda utk berhenti merokok. Saran sy, jgn hanya niat,tapi cepat2 direalisasikan ya..

YTH : PEROKOK AKTIF
Sy yakin anda orang kaya. Anda rela membakar uang dan memberikan bonus asap beracun kpd perokok pasif. Sy tdk akn mengatakan DILARANG MEROKOK, krn itu hak anda. Tapi sy ingin mengatakan SILAHKAN MEROKOK TAPI ASAPNYA DITELAN,krn itu hak sy dan teman2 lainnya sbg perokok pasif utk menikmati udara bebas asap rokok.

Regards,
SAYA

Posting Komentar